Kamis, 27 Oktober 2011

masakan nusantara


Pepes Jamur
Waktu25 menit    Porsi6 orang    Kalori38 Kkal/ orang
BAHAN
- 100 g jamur kancing, iris-iris
- 100 g tahu cina
- 1 btr telur
- 1 btg daun bawang, iris-iris
- 1 buah cabai merah, iris serong
- 4 buah daun jeruk, iris tipis
- 1 bks Masako Rasa Ayam (7,5 g)
- 6 lbr daun pisang
http://www.dapurumami.com/img/resep/72_small.jpg
CARA MASAK
1. Iris daun bawang, jamur, cabai, dan daun jeruk.
2. Haluskan tahu, masukkan daun bawang, cabai, jamur, daun jeruk, telur, dan Masako, aduk rata.
3. Bungkus adonan hingga habis dengan daun pisang.
4. Kukus hingga matang, angkat dan sajikan.

masakan nusantara


Plecing Kangkung
Waktu10 menit    Porsi5 orang    Kalori35 Kkal/ orang
BAHAN
- 2 ikat kangkung, potong-potong, rebus
- 75 g tauge, seduh dengan air panas
- 6 sdm minyak goreng, panaskan
- 1 bh jeruk limau
- 1 sdt garam
- AJI-NO-MOTO secukupnya

Bumbu halus :
- 5 bh cabai merah besar
- 3 siung bawang merah
- 3 bh cabai rawit
- 5 btr kemiri, sangrai
- 2 sdm terasi, bakar

CARA MASAK
1. Haluskan cabai merah, cabai rawit, bawang merah, kemiri, dan terasi dengan air.
2. Rebus kangkung hingga layu, angkat dan tiriskan. Seduh tauge, tiriskan. Sisihkan.
3. Campur bumbu halus dengan garam, air jeruk, dan AJI-NO-MOTO, sisihkan. Panaskan minyak goreng.
4. Tuangkan minyak ke campuran bumbu, aduk rata. Siramkan bumbu ke atas kangkung dan tauge. Sajikan.

masakan nusantara


Nasi Goreng Merah
Waktu15 menit    Porsi4 orang    Kalori346 Kkal/orang
BAHAN
600 g nasi nasi (beras putih:beras merah = 1:1)
2 btr telur ayam, kocok lepas
5 btr bakso ikan, iris tipis
3 btg sawi hijau, iris tipis
1 bh tomat, kupas, cincang halus
1 bks Sajiku Bumbu Nasi Goreng Rasa Pedas
3 sdm minyak goreng
5 sdm saus tomat

Pelengkap:
Acar, emping, jeruk nipis
CARA MASAK
1. Iris tipis bakso ikan dan sawi, sisihkan. Kupas tomat, cincang halus. Kocok lepas telur.
2. Tumis sawi, bakso, dan tomat.
3. Masukkan telur, diorak arik. Tambahkan nasi dan saus tomat, masak hingga rata.
4. Taburi Sajiku, aduk hingga matang. Angkat dan sajikan dengan pelengkap


kerajaan pertama di indonesia ???


Kerajaan Samudera Pasai dan Sebuah Kejayaan Masa Lalu

Kerajaan Samudera Pasai dideklarasikan secara resmi sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia. Ini menurut buku-buku teks pelajaran di sekolah-sekolah. Namun, sebenarnya,  Kerajaan Perlak lah yang pertama kali berdiri sebelumnya. Yah, hal tersebut tidak usah lagi diperdebatkan. Sebab, kedua kerajaan sama-sama berlokasi di negeri Aceh, daerah pertama yang pertama dimasuki Islam. Lagipula, Kerajaan Perlak nantinya akan bergabung dengan Samudera Pasai.
Samudera Pasai didirikan oleh Nizamudin Al-Kamil pada tahun 1267. Nizamudin Al-Kamil adalah seorang laksamana angkatan laut dari Mesir sewaktu dinasti Fatimiyah berkuasa. Ia ditugaskan untuk merebut pelabuhan Kambayat di Gujarat pada tahun 1238 M. Setelah itu, ia mendirikan Kerajaan Pasai untuk menguasai perdagangan Lada. Dinasti Fatimiyah merupakan dinasti yang beraliran paham syiah, maka bisa kita anggap bahwa pada waktu itu Kerajaan Pasai juga berpaham Syiah. Naas, pada saat ekspansi ke daerah Sampar Kanan dan Sampar Kiri sang laksamana gugur.
Pada tahun 1284, setelah keruntuhan dinasti Fatimiyah yang beraliran syiah, dinasti Mamaluk yang bermadzhab Syafi`i  berinisiatif mengambil alih Kerajaan Pasai. Selain untuk menghilangkan pengaruh syiah, penaklukan ini juga bertujuan untuk menguasai pasar rempah-rempah lada dan pelabuhan Pasai. Maka, Syekh Ismail bersama Fakir Muhammad menunaikan tugas tersebut. Di sana mereka bertemu dengan Merah Silu, keturunan Marah Pasai, dan menjalin persekutuan. Mereka akhirnya berhasil merebut Pasai. Dan dinobatkanlah Merah Silu sebagai raja Samudera Pasai yang pertama, dengan gelar Malik As-Salih pada tahun 1285. Ada kisah-kisah menarik yang diterangkan dalam Hikayat Raja Pasai seputar Merah Silu. Kisah-kisah ini nyaris di luar nalar dan beraroma mistis. Seperti adanya sabda Rasulullah yang menubuatkan berdirinya kerajaan Pasai ataupun kisah Merah Silu yang tanpa diajari siapa pun mampu membaca Al-Quran 30 juz dengan sempurna. Terlepas dari itu, Malik As-Salih kemudian berpindah paham, dari syiah menuju madzhab syafii. Maka aliran paham di Kerajaan Samudera Pasai yang semula syiah berubah menjadi paham syafii yang sunni. Namun menurut Slamet Muljana, dominasi madzhab syafii hanya terjadi pada masa Malik As-Salih saja. Sebab, tercatat putra keduanya sendiri menyebrang ke paham syiah dan mendirikan kerajaan sendiri di Aru Barumun dengan gelar Malik al-Mansur. (www.pesantren-ciganjur.org)
Perkembangan selanjutnya, Malik As-Salih menikah dengan Ganggang Sari, putri dari Kerajaan Perlak. Dari perkawinan ini, lahirlah Malikul Dzahir, yang selanjutnya menjadi sultan kedua kerajaan Samudera Pasai. Pada masa pemerintahannya, ia menggabungkan Kerajaan Perlak dengan Samudera Pasai. Dan terbentuklah Kerajaan Samudera Pasai yang menguasai pantai timur sebelah utara Sumatera yang berdekatan dengan Selat Malaka. Tercatat, selama abad 13 sampai awal abad 16, Samudera Pasai dikenal sebagai salah satu kota di wilayah Selat Malaka dengan bandar pelabuhan yang sangat sibuk. Bersamaan dengan Pidie, Pasai menjadi pusat perdagangan internasional dengan lada sebagai salah satu komoditas ekspor utama.
Saat itu Pasai diperkirakan mengekspor lada sekitar 8.000- 10.000 bahara setiap tahunnya, selain komoditas lain seperti sutra, kapur barus, dan emas yang didatangkan dari daerah pedalaman. Bukan hanya perdagangan ekspor impor yang maju. Sebagai bandar dagang yang maju, Samudera Pasai mengeluarkan mata uang sebagai alat pembayaran. Salah satunya yang terbuat dari emas dikenal sebagai uang dirham.

mata uang kerajaan samudera pasai
Hubungan dagang dengan pedagang-pedagang Pulau Jawa juga terjalin. Produksi beras dari Jawa ditukar dengan lada. Pedagang-pedagang Jawa mendapat kedudukan yang istimewa di pelabuhan Samudera Pasai. Mereka dibebaskan dari pembayaran cukai. (http://tarekatqodiriyah.wordpress.com)
Ibnu Battutah, seorang musafir termasyhur, dalam catatan perjalanannya, terkesan akan keindahan Samudera Pasai sebagai kota perdagangan. Setelah 25 hari menempuh perjalanan dari Barhnakar ( wilayah di Myanmar), Battutah mendarat di sebuah daerah yang sangat subur. Perdagangan di daerah itu sangat maju. Ditandai dengan penggunaan mata uang emas. Ketika ia turun ke kota, ia takjub dengan keadaan kota,  di mana ia melihat kota besar yang indah dikelilingi oleh dinding dan menara kayu. Kota tersebut adalah ibukota Kerajaan Samudera Pasai. Battutah juga mengisahkan tentang Sultan Maliku Dzahir yang amat bersahaja. Ia menggambarkan sang sultan sebagai sultan yang saleh, pemurah, rendah hati dan mempunyai perhatian yang amat besar kepada fakir miskin. Meskipun ia telah menaklukkan banyak kerajaan, Malikul Dhahir tidak pernah bersikap jemawa. Kerendahan hatinya itu ditunjukkan sang raja saat menyambut rombongan Ibnu Battutah. Para tamunya dipersilakan duduk di atas hamparan kain, sedangkan ia langsung duduk di tanah tanpa beralas apa-apa. Dalam lembar kisahnya yang lain ia menulis, “Sultan sangat rendah hati dan berangkat ke masjid untuk shalat Jumat dengan berjalan kaki. Selesai shalat, Sultan dan rombongan mengelilingi kota untuk melihat keadaan rakyatnya.”
Ibnu Batutah berada di Samudera Pasai selama 15 hari. Sebelum berangkat meninggalkan wilayah Nusantara itu, ia sempat mengunjungi pedalaman Sumatera yang masih dihuni masyarakat bukan Islam.
Di sana, ia menyaksikan beberapa adat masyarakat yang cukup menakutkan, antara lain upacara bunuh diri beramai-ramai yang dilakukan para rakyat ketika pemimpinnya mati.
Beberapa karya tulis juga muncul pada zaman kerajaan Samudera Pasai. Sekelompok minoritas kreatif berhasil memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh agama Islam, untuk menulis karya mereka dalam bahasa Melayu. Inilah yang kemudian disebut sebagai bahasa Jawi, dan hurufnya disebut Arab Jawi. Di antara karya tulis tersebut adalah Hikayat Raja Pasai (HRP). Bagian awal teks ini diperkirakan ditulis sekitar tahun 1360 M.
HRP menandai dimulainya perkembangan sastra Melayu klasik di bumi nusantara. Bahasa Melayu tersebut kemudian juga digunakan oleh Syaikh Abdurrauf al-Singkili untuk menuliskan buku-bukunya. Sejalan dengan itu, juga berkembang ilmu tasawuf. Di antara buku tasawuf yang diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu adalah Durru al-Manzum, karya Maulana Abu Ishak. Kitab ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu oleh Makhdum Patakan, atas permintaan dari Sultan Malaka. (http://mforum1.cari.com.my/). Ini menunjukan Samudera Pasai juga berperan sebagai pusat pengembangan agama Islam di Indonesia. Diutusnya dua ulama dari Pasai, Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ishak, ke Pulau Jawa, semakin mempertegas pengaruh Samudera Pasai bagi perkembangan Islam di Indonesia. Berkat dua ulama tersebut, yang memulai dakwah dari daerah Gresik, Islam tumbuh dengan pesat di Pulau Jawa. Dan karena berperan sebagai pendakwah pertama, Maulana Ishak bergelar Syekh Awwalul Islam. Fakta lain, pendiri Kerajaan Cirebon dan Banten, Fatahillah atau biasa dikenal sebagai Sunan Gunung Jati, ternyata adalah seorang putra Pasai. Jelaslah peran kerajaan ini dalam penyebaran agama Islam di Indonesia, terutama Pulau Jawa.
Selain itu, bahasa Melayu dari Pasai digunakan pula dalam kitab-kitab pelajaran agama Islam sebagai pengantarnya. Istilah “bahasa Melayu” sendiri, merupakan kebiasaan baru di abad ke-18. Pada abad ke-16 dan 17, bahasa Melayu disebut dengan istilah “bahasa Jawi”. Hal ini karena bahasa itu ditulis dalam huruf Jawi, yakni huruf Arab yang telah disesuaikan dengan ucapan lidah masyarakat Nusantara. Sementara “jawi” ialah sebutan orang-orang Arab di masa itu untuk negeri-negeri di wilayah Nusantara/Asia Tenggara. Selanjutnya, bahasa Melayu terus berkembang dan akhirnya bertransformasi menjadi bahasa nasional Indonesia. Bisa dikatakan, bahasa Melayu Pasai merupakan cikal bakal bahasa nasional orang Indonesia.
Di tahun 1350 M Kerajaan Samudera Pasai mencapai masa kebesarannya. Kerajaan Samudera Pasai juga berhubungan langsung dengan Kerajaan Cina sebagai siasat untuk mengamankan diri dari ancaman Kerajaan Siam yang daerahnya meliputi Jazirah Malaka. Perkembangan ekonomi masyarakat Kerajaan Samudera Pasai bertambah pesat, sehingga selalu menjadi perhatian sekaligus incaran dari kerajaan – kerajaan di sekitarnya. Setelah Samudera Pasai dikuasai oleh Kerajaan Malaka maka pusat perdagangan dipindahkan ke Bandar Malaka. Perkembangan pesat Kerajaan Malaka memang merupakan sebab yang membuat Kerajaan Samudera Pasai mengalami kemunduran. Pernikahan Parameswara atau Sultan Iskandar Syah, pendiri Kerajaan Malaka, dengan putri Kerajaan Samudera Pasai memang memperkuat hubungan Kerajaan Samudera Pasai dengan Kerajaan Malaka. Namun di sisi lain, Kerajaan Samudera Pasai posisinya semakin melemah. Pada akhirnya, Kerajaan Malaka mengambil alih Kerajaan Samudera Pasai dan menguasai bandarnya.

PENINGGALAN MASA MEGALITHILUM


BENDA PENINGGALAN PRASEJARAH MASA MEGALITHIKUM DI SITUS PAKAUMAN BONDOWOSO”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Megalitik berasal dari kata mega yang berarti besar, dan lithos yang berarti batu. Zaman Megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar, karena pada zaman ini manusia sudah dapat membuat dan meningkatkan kebudayaan yang terbuat dan batu-batu besar. Kebudayaan ini berkembang dari zaman Neolitikum sampai zaman Perunggu. Pada zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan. Walaupun kepercayaan mereka masih dalam tingkat awal, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang, Kepercayaan ini muncul karena pengetahuan manusia sudah mulai meningkat. Pada zaman Megalithikum (Zaman Batu Besar ) di Indonesia, manusia purba telah mengenal suatu kepercayaan terhadap kekuatan gaib atau luar biasa diluar kekuatan manusia. Mereka percaya terhadap hal-hal yang menakutkan atau serba hebat. Selain itu mereka menyembah nenek moyangnya. Kadang kala kalau melihat pohon besar, tinggi dan rimbun, manusia merasa ngeri. Manusia purba ini kemudian berkesimpulan bahwa kengerian itu disebabkan pohon itu ada mahluk halus yang menghuninya.
Begitupun terhadap batu besar serta binatang besar yang menakutkan. Kekuatan alam yang besar seperti petir, topan, banjir dan gunung meletus dianggap menakutkan dan mengerikan sehingga mereka memujannya. Selain memuja benda-benda dan binatang yang menakutkan dan dianggap gaib, manusia purba juga menyembah arwah leluhurnya. Mereka percaya bahwa roh para nenek moyang mereka tinggal di tempat tertentu atau berada di ketinggian misalnya di atas puncak bukit atau puncak pohon yang tinggi. Untuk tempat turunnya roh nenek moyang inilah didirikan bangunan megalitik yang pada umumnya dibuat dari batu inti yang utuh, kemudian diberi bentuk atau dipahat sesuai dengan keinginan atau inspirasi.
Tinggalan budaya megalitikum di wilyah Jawa Timur bagian Timur seperti di wilayah Jember, Bondowso, Situbondo dan Banyuwangi cukup banyak. Dari beberapa penelitian Selama ini, diketahui bahwa peninggalan yang terdapat di wilayah Bondwoso sangat padat sebarannya dan variasai hasil budayanya paling banyak. Oleh karenanya tidaklah salah jika ada yang menyebut timur Jawa Timur tersebut merpakan kerajaan megalitikum dengan ibu kotanya di Bondowoso.
Kabupaten Bondowoso, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur Indonesia Ibukotanya adalah Bondowoso. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Kabupaten Banyuwangi di timur, Kabupaten Jember di selatan, serta Kabupaten Probolinggo di barat. Ibukota kabupaten Bondowoso berada di persimpangan jalur dari Besuki dan Situbondo menuju Jember.
Kondisi dataran di Kabupaten Bondowoso terdiri atas pegunungan dan perbukitan seluas 44,4 %, 24,9 % berupa dataran tinggi dan dataran rendah 30,7 % dari luas wilayah keseluruhan. Kabupaten Bondowoso berada pada ketinggian antara 78-2.300 meter dpl, dengan rincian 3,27% berada pada ketinggian di bawah 100 m dpl, 49,11% berada pada ketinggian antara 100 – 500 m dpl, 19,75% pada ketinggian antara 500 – 1.000 m dpl dan 27,87% berada pada ketinggian di atas 1.000 m dpl. Menurut klasifikasi topografis wilayah, kelerengan Kabupaten Bondowoso bervariasi. Datar dengan kemiringan 0-2 % seluas 190,83 km2, landai (3-15%) seluas 568,17 km2, agak curam (16-40%) seluas 304,70 km2 dan sangat curam di atas 40% seluas 496,40 km2. Berdasarkan tinjauan geologis di Kabupaten Bondowoso terdapat 5 jenis batuan, yaitu hasil gunung api kwarter 21,6%, hasil gunung api kwarter muda 62,8%, batuan lensit 5,6%, alluvium 8,5% dan miasem jasies sedimen 1,5%. Untuk jenis tanahnya 96,9% bertekstur sedang yang meliputi lempung, lempung berdebu dan lempung liat berpasir; dan 3,1% bertekstur kasar yang meliputi pasir dan pasir berlempung. Berdasarkan tinjauan geologi, topografi, jenis tanah dan pola pemanfaatan lahan, wilayah Kabupaten Bondowoso memiliki karakteristik sebagai kawasan rawan terhadap terjadinya bencana alam, khususnya banjir dan longsor.
Sehingga Kabupaten Bondowoso merupakan sebuah Kabupaten kecil akan tetapi terdapat banyak Peninggalan Megalithikum terutama di Situs Pakauman Bondowoso. Merujuk dari latar belakang tersebut, maka penulis membuat makalah yang berjudul “BENDA PENINGGALAN PRASEJARAH MASA MEGALITHIKUM DI SITUS PAKAUMAN BONDOWOSO”




1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana Tradisi megalithikum yang ada di Indonesia?
1.2.2 Bagaimana Kondisi Lingkungan dan Pola Perkampungan Di situs Pakauman Bondowoso?
1.2.3 Bagaimana Sebaran Benda benda Peninggalan Megalitik Di situs Pakauman Bondowoso?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
1.3.1 Untuk Mengetahui Tradisi Megalithikum Di Indonesia
1.3.2 Untuk Mengetahui Kondisi Lingkungan dan Perkampungan di situs Pakauman Bondowoso
1.3.3 Untuk Mengetahui Benda benda Peninggalan Megalitik Di situs Pakauman Bondowoso
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tradisi megalithikum yang ada di Indonesia
Bangunan-bangunan megalithikum itu tersebar luas didaerah asia tenggara. disini tradisi yang berhubungan dengan pendirian bangunan megakithikum ini sekarang sebagian sudah musnah dan ada yang masih berlangsung. (Poesponogoro.`1992:205) Pada zaman Megalithikum (Zaman Batu Besar ) di Indonesia, manusia purba telah mengenal suatu kepercayaan terhadap kekuatan gaib atau luar biasa diluar kekuatan manusia. Mereka percaya terhadap hal-hal yang menakutkan atau serba hebat. Selain itu mereka menyembah nenek moyangnya. Kadang kala kalau melihat pohon besar, tinggi dan rimbun, manusia merasa ngeri. Manusia purba ini kemudian berkesimpulan bahwa kengerian itu disebabkan pohon itu ada mahluk halus yang menghuninya. Begitupun terhadap batu besar serta binatang besar yang menakutkan.
Kekuatan alam yang besar seperti petir, topan, banjir dan gunung meletus dianggap menakutkan dan mengerikan sehingga mereka memujannya. Selain memuja benda-benda dan binatang yang menakutkan dan dianggap gaib, manusia purba juga menyembah arwah leluhurnya. Mereka percaya bahwa roh para nenek moyang mereka tinggal di tempat tertentu atau berada di ketinggian misalnya di atas puncak bukit atau puncak pohon yang tinggi. Untuk tempat turunnya roh nenek moyang inilah didirikan bangunan megalitik yang pada umumnya dibuat dari batu inti yang utuh, keudian diberi bentuk atau dipahat sesuai dengan keinginan atau inspirasi. Bangunan megalitik hampir semuanya berukuran besar
Jaman megalithikum dibagi menjadi dua gelombang yaitu :
  1. Megalithikum tua yang diwakili antara lain oleh menhir, undak batu dan patung-patung simbolis-monumontal bersama-sama dengan pendukung kebudayaan beliung yang diperkirakan berusia 2500-1500 sebelum masehi, dan dimasukkan pada masa Neolithikum.
  2. Megalithikum muda yang mewakili antara lain oleh peti kubur batu, dolmen semu, sarcophagus, yang berkembang dalam masa yang telah mengenal perunggu dan berusia sekitar awal milinium pertama sebelum masehi hingga abad-abad pertama masehi. (Poesponogorodan Notosusanto.`1992:224)
Baik teori-teori yang terdahulu maupun yang diajukan kemudian oleh Von Heine Geldren telah diterima oleh sebagian besar para ahli. Pada pembedahan antara megalithikum tua dan megalithikum muda, Von Heine Geldren memasukkan megalithikum tua kedalam Neolithikum. Tradisi ini didukung oleh para pemakai bahasa Austronesia yang menghasilkan alat-alat beliung persegi dan mulai pula membuat benda atau bangunan yang disusun dari batu besar,seperti dolmen,undak batu,limas (piramid) berundak dan pelinggis. Penelitian lebih lanjut yang bertolak dari gagasan kosmo-magis mengungkapkan unsure-unsur yang lebih asli lagi seperti antara lain tembok batu dan jalan batu.
Sementara Pengaruh terhadap perkembangan masyarakat di Indonesia Pada Zaman megalithikum sangatlah besar Konsepsi pemujaan nenek moyang melahirkan tata cara yang menjaga tingkah laku masyarakat di dunia fana supaya sesuai dengan tuntutan hidup di dunia akhirat disamping menambah kesejahteraan di dunia fana. Pada masa ini organisasi masyarakat sudah teratur. Pengetahuan tentang teknologi yang berguna dan nilai-nilai hidup terus berkembang,antara lain cara-cara pembiakan ternak,pemilihan benih-benih tanaman dan penemuan alat-alat baru yang lebih cocok untuk keperluan sehari-hari makin bertambah. 
Sikap hidup selalu berkisar pada persoalan-persoalan manusia, bumi, hewan dan tabu. Perkampungan merupakan pusat kehidupan setelah pola hidup mengembara di tinggalkan sama sekali.
Sementara itu Pendirian candi-candi di Indonesia merupakan refleksi kelanjutan tradisi megalithikum ini. Tentang gejala-gejala ini Von Heine Geldren telah memberikan pandangannya. Sebelum itu tak seorang pun mengemukakan pengertian-pengertian yang di tunjukkan pada tradisi megalithikum, selain dari yang berkisar dari corak dan sifat yang “oud-anheemschoer-indonesisch,ataupun “prehindoeistisch”Hal ini menjelaskan kepada kita bahwa tradisi megalithikum ikut menentukan bentuk-susunan percandian di Indonesia. Tradisi megalithikum telah secara formal mencampurkan diri dalam seni bangunan maupun seni pahat Jawa-Hindu dan bahwa penggunaan bangunan berundak yang di hubungkan dengan pemujaan merupakan campuran pandangan masyarakat Indonesia asli dengan siwaisme (Poesponogoro dan Notosusanto.1992:206-211)
Terdapat Pula Menhir menhir sebagai lambang dari jasa-jasanya kemudian menjadi lambang dari dirinya. Kenangan dan penghargaan terhadap jasa-jasanya tadi beralih menjadi pemujaan terhadap dirinya, yang tetap masih dianggap sebagai pelindung masyarakat. Dengan upacar-upacara tertentu, rohnya dianggap turun kedalam menhir untuk langsung berhubungan dengan para pemujannya Kalau untuk rohnya di dirikan sebuah menhir, maka untuk raganya disediakan berbagai kuburan: keranda, kubur batu, pandhusa atau lainnya dan kecuali jasa yang di bawa ke akhirat, maka dalam kuburannya itu disertakan kepada mayatnya bermacam-macam benda, alat-alat dan perhiasan, sebagai bekal .Selain itu Roh itu tempatnya jauh disana, biasanya digambarkan di atas dunia ini, juga diatas gunung.
Guna menunjukkan letak yang ada di atas itu, tidak jarang sebuah menhir didirikan diatas sebuah bangunan berundak-undak, yang melambangkan tingkatan-tingkatan yang harus dilalui guna mencapai tempat yang tertinggi. Banyak pula kalanya bahwa menhir itu sudah tidak dinyatakan lagi, dan bahwa sebagai lambang dari alam pikiran yang demikian itu cukuplah didirikan punden berundak-undak saja, sedangkan sering pula terjadi bahwa roh nenek moyang itu dinyatakan dalam patung-patung. .(Soekmono.1973:76-78)
2.2 Kondisi Lingkungan dan Perkampungan di situs Pakauman Bondowoso
Masyarakat berbudaya megalitik yang pernah hidup didaerah Bondowoso merupakan masyarakat yang cukup besar. Mereka mendiami wilayah yang cukup luas dengan hidup secara berkelompok atau memusat di suatu tempat atau menyebar didaerah-daerah sampai dilokasi yang cukup terpencil dan jauh dari pusat permukiman. Sebagai pusat pemukiman adalah daerah Wringin dan Grujugan pada saat ini. (Muhammad Hidayat, 2007 :19-23)
Situs Pakauman adalah sebidang tanah tegalan dan sekaligus merupakan lahan pertanian. Topografi daerah Pakauman termasuk datar sampai berumbak,dengan relief sekitar satu meter. Kelerengannya sebesar 1-2 derajat dengan arah dominan ke timur. Vegetasi di sekitar situs adalah pohon jati dan pohon sono (sebelah barat), dan pohon pinus disebelah timur laut. Jenis tumbuhan lainnya adalah pohon kelapa,pisang,bambu,dan tanaman budidaya lainnya.Sementara itu kondisi lingkungan di Situs Pakauman Bondowoso terdapat kecenderungan bahwa pemukiman di Pakauman (sebagai tempat beraktivitas) memilih tempat yang elevasinya reletif rendah dengan jenis tanaman yang bervariasi. Dengan demikian sumbur daya lingkungan yang dijadikan dasar penentuan lokasi pemukiman adalah : tersedianya lahan pertanian,sumber daya alam (hutan jatri,sono dan pinus),dekat sungai atau sumber air. Sungai Sampeyan disamping merupakan sumber air,terdapat kandungan batu yang merupakan bahan baku pembuatan monomen megalitik. Desa atau perkampungan di Pakauman terdiri dari 26 rumah yang terdiri diatas umpak batu. Susunan umpak berbentuk persegi panjang,bujur sangkar dan bentuk kebulat-bulatan. Konstruksi bangunan bagian atas dari bahan kayu atau bamboo dan atapnya dari dau-daun.
Pada Masa itu Di Kabupaten Bondowoso dan Indonesia Pada Umumnya Manusia purba masih Percaya pohon itu ada mahluk halus yang menghuninya. Begitupun terhadap batu besar serta binatang besar yang menakutkan. Kekuatan alam yang besar seperti petir, topan, banjir dan gunung meletus dianggap menakutkan dan mengerikan sehingga mereka memujannya.
Selain memuja benda-benda dan binatang yang menakutkan dan dianggap gaib, manusia purba juga menyembah arwah leluhurnya. Mereka percaya bahwa roh para nenek moyang mereka tinggal di tempat tertentu atau berada di ketinggian misalnya di atas puncak bukit atau puncak pohon yang tinggi. Untuk tempat turunnya roh nenek moyang inilah didirikan bangunan megalitik yang pada umumnya dibuat dari batu inti yang utuh, keudian diberi bentuk atau dipahat sesuai dengan keinginan atau inspirasi. Bangunan megalitik hampir semuanya berukuran besar. Jadi secara ringkas kepercayaan manusia purba pada masa ini dapat dibedakan menjadi 2 macam yakni:
2.1.1 Dinamisme
Kepercayaan kepada kekuatan gaib yang terdapat pada benda-benda tertentu, misalnya pada pohon, batu besar, gunung, gua, azimat dan benda-benda lain yang dianggap keramat.
2.1.2 Animisme
Kepercayaan kepada roh nenek moyang atau leluhur, mereka percaya, manusia setelah meninggal rohnya tetap adadan tinggal ditempat-tempat tertentu dan harus diberi sesajen pada waktu-waktu tertentu.
3.1 Benda benda Peninggalan Megalitik Di situs Pakauman Bondowoso
Para peneliti sejarah sepakat bahwa Kabupaten Bondowoso diperkirakan tergolong dalam era tradisi megalitik muda, yang berlangsung sangat lama hingga sekitar abad XIV masehi. HR Van Hakeren, dalam bukunya The Stone Age of Indonesia (1972), bahkan menentukan bahwa Dolmen Bondowoso berlangsung antara awal tarikh masehi sekitar 2500-2000 Sebelum Masehi.
Gambaran tentang waktu ini terlihat dari Dolmen di Desa Pakauman, Kecamatan Grujugan, yang berlokasi sekitar 5 km di sebelah selatan kota Bondowoso. Dari asal katanya, Breton (di Inggris Utara), ''Dol'' berarti ''meja'' dan ''Men'' adalah ''batu''. Orang Bondowoso yang mayoritas berbahasa Madura menyebutnya Betoh Meja (batu meja).
Berdasarkan fungsinya tinggalan Megalitikum di Pakauman dapat dibedakan menjadi tiga kelompok. Pertama kelompok batu kenong merupakan sisa bangunan (umpak) dengan fungsi sebagai penyangga banguna rumah. Kedua adalah kelompok Dolmen dan Sarkofagus yang berfungsi sebagai wadah atau tempat kubur/mayat. Ketiga kelompok Menhir, Arca menhir dan kursi batu yang berfungsi sebagai media pemujaan arwah nenek moyang. Ketiga kelompok teusn tersebut mempunyai jenis, distribusi serta fungsi yang berbeda, memeberi petunjuk jelas kepada kita tentang adanya pola permukiman arkeologi prasejarah, khususnya pada masa perundagian di jawa timur.
Bentuk pemukiman da pakauman,dapat dikatakan berbentuk kecil (semacam pedukuhan). Permukiman tersebut dibangun dekat sungai Sampeyan yang mengalir dilembah antara pegunungan Hiyang disebelah barat,dan dataran tinggi Ijen disebelah timur. Sungai Sampeyan bermuara di selat Madura. Survei permukaan tanah di situs Pakauman,desa Grujugan,Kabupaten Bondowoso,Provinsi Jawa Timur, menghasilkan peta sebaran megalitikum. Berdasarkan jenis dan fungsinya dapat di kelompokkan menjadi :
  1. Arca Batu Kenong
Batu kenong merupakan istilah penduduk setempat,bentuknya silindrik dengan tonjolan di puncaknya. Keberadaan batu kenong di Pakauman selalu berkelompok, kelompok yang terkecil berjumlah 3 buah batu kenong,dan kelompok terbesar terdiri 20 buah batu kenong. Dalam situs ditemukan 26 kelompok batu kenong. Salah satu kelompok batu kenong di Pakauman telah digali oleh Willems pada tahun 1938 dan menemukan : pecahan grabah,periuk,manik-manik kaca,sebuah gelang besi,dan lima buah pemukul kulit kayu (Soejono 1984). Kelompok batu kenong di Pakauman sejak penelitian tersebut sampai sekarang belum di ketahui fungsinya. Batu kenong sebagai umpak,merupakan unsur bangunan bagian bawah atau pondasi. Bahan bangunan lainnya (bagian atas) berupa kayu atau bambu dan atapnya dari daun-daun atau jenis rumput-rumputan, yang tidak tahan lama sehingga tidak ditemukan sisa-sisanya.
  1. Dolmen dan Sarkofagus
Dolmen merupakan meja dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan saji-sajian untuk pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen dipakai untuk meletakkan mayat, agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh binatang buas maka kaki mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup rapat oleh batu. Sarana penguburan dan sering disebut sebagai dolmen semu (karena tidak berfungsi sebagai sarana pemujaan) ditemukan secara terpisah atau berkonteks dengan benda megalitik lainnya.didaerah Grujukan dolmen ditemukan di lingkungan sarkofagus. Sementara dolmen di daerah Maesan berkonteks dengan sarkofagus maupun batu kenong, selain kedua lokasi tersebut,dolmen juga ditemukan di Punjer,Tlogosari,dan kecamatan Bondowoso (Sudarsono,1995) Sarkofagus adalah keranda batu atau peti mayat yang terbuat dari batu. Bentuknya menyerupai lesung dari batu utuh yang diberi tutup. Dari Sarkofagus yang ditemukan umumnya di dalamnya terdapat mayat dan bekal kubur berupa periuk, kapak persegi, perhiasan dan benda-benda dari perunggu serta besi. Daerah tempat ditemukannya sarkofagus adalah Bali. Menurut masyarakat Bali Sarkofagus memiliki kekuatan magis/gaib. Berdasarkan pendapat para ahli bahwa sarkofagus dikenal masyarakat Bali sejak zaman logam
Tinggalan megalitik jenis dolmen,oleh penduduk setempat disebut “pandhusa” atau “makam cina”. Dolmen adalah jenis batu kubur yang biasanya mengarah timur-barat, terdiri atas lantai dari papan batu, beberapa batu tegak sebagai dinding dan ditutup oleh sebuah batu besar. Dibagian timur kadang-kadang juga dibagian barat terdapat semacam pintu masuk. Penelitian terhadap dolmen telah banyak dilakukan, antara lain oleh Steinmetz (1898),Hubenet (1903),B.de Haan (1921),dan Willems (1940). Ekskavasi Willems tahun 1940 membuktikan bahwa dolmen benar-benar berfungsi sebagai kuburan. Dalam kubur terdapat tulang-tulang manusia, sisa bekal kubur seperti pecahan periuk, sebuah pecahan keramik cina (dari abad 9) dan pahat besi. Dolmen lainnya yang pernah digali oleh de Haan menghasilkan temuan gigi manusia, manik-manik sebanyak 79 buah dalam berbagai ukuran dan terbuat dari batu, dan kaca.
Temuan lainnya adalah satu buah cincin emas (Soejono 1984).Berbeda dengan dolmen atau “pandhusa”,sarkofagus adalah tempat kubur, terdiri wadah dan tutup, bentuk dan ukurannya sama (simetris). Dinding muka sarkofagus kadang-kadang dihias dengan ukiran bermotif binatang berkaki empat, burung dan bentuk manusia. Balai Arkeologi Yogyakarta dalam penelitiannya tahun 1985 menemukan 71 dolmen dan 21 buah sarkofagus. Kedua jenis bangunan megalitik ini ditemukan dalam satu situs dan berfungsi sebagai wadah kubur.
  1. Arca menhir, Menhir dan Kursi Batu
Menhir adalah bangunan yang berupa tugu batu yang didirikan untuk upacara menghormati roh nenek moyang, sehingga bentuk menhir ada yang berdiri tunggal dan ada yang berkelompok serta ada pula yang dibuat bersama bangunan lain yaitu seperti punden berundak-undak. Arca menhir ditemukan satu buah tergeletek dibawah pematang di dekat lokasi penggalian Willems dan dapat diduga erat hubungannya dengan pemujaan leluhur.arca ini berukuran tinggi 160 cm.berbentuk kepala besar, massif, tanpa pahatan wajah. Pahatan kaki tidak ada, bentuk bagian bawah meruncing untuk menancapkan ke dalam tanah.
Menhir atau batu tegak,adalah sebuah batu panjang yang didirikan tegak sebagai batu peringatan dalam hubungannya engan pemujaan arwah leluhur. Selama penelitian di Pakauman menemukan buah menhir. Kursi batu yang juga disebut Pelinggih adalah batu dengan permukaan datar,kadang-kadang di belakangnya berdiri batu lain sehingga menyerupai bentuk kursi. Di duga fungsinya sebagai tempak duduk para leluhur. Ketiga jenis tinggalan ini (arca menhir,menhir,dan kursi batu) masuk dalam kelompok tinggalan yang berfungsu sebagai media pemujaan terhadap roh leluhur (Kempers, 1959:73). Sementara itu fungsinya Menhir sebagaisarana pemujaan. Diketemukan di Grujukan dan Wringin. Juga di daerah Tlogosari dan maesan (Sudarsono,1995) Di Grujukan di temukan berkonteks dengan sarkofagus,sementara di Wringin di temukan menhir tanpa berkonteks dengan bangunan megalitikum lainnya karena mempunyai ukuran yang sangat besar di banding dengan menhir lain yang ditemukan di Bondowoso.
Sementara Itu Perlu dikemukakan bahwa di negari kita sampai saat ini pun masih terdapat kebudayaan megalithikum yang masih hidup, yang masih menjadi kebudayaan sekarang di kawasan Indonesia. Hal itu dikarenakan adanya suatu pola kepercayaan yang sampai saat ini masih juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama oleh masyarakat pedalaman yang ada di kepulauan Nias, Kalimantan, Papua, kebudayaan Bali dan daerah-daerah yang jauh dari modernisasi di Indonesia ini dan Perlu diketahui 'Dari hasil penelitian terakhir para ahli, tahun 1998, memang layak kiranya disimpulkan bahwa tradisi megalitik Bondowoso adalah yang terkaya di Jawa Timur. Tapi saya belum yakin bila diukur se-Indonesia,'' kata Kayan Swastika, seorang pakar sejarah, kepada Republika belum lama ini.
Apa yang dikatakan Kayan memang tak mengada-ada. Selaku sejarawan yang selama ini bekerja di IKIP PGRI dan Universitas Jember, Kayan telah mengkaji ihwal tradisi ini selama bertahun-tahun. Dan hasil kajiannya selalu terbukti melalui penelitian beberapa ahli sejarah lainnya. Salah satu bukti bahwa Bondowoso menyimpan tradisi megalitik terlengkap di Jawa Timur adalah fakta masih banyak ditemukannya batu-batu peninggalan zaman prasejarah di dalam wilayah ini. Malah benda-benda bersejarah itu tersebar di lima desa dan kecamatan, Termasuk di Desa Pakauman (Kecamatan Grujugan),


Rabu, 26 Oktober 2011

penjajahan jepang di indonesia


Penjajahan Jepang di Indonesia


* 8 Maret 1942 Jepang mendarat di Kalimantan untuk menguasai sumber minyak mentah

* Tanggal 9 Maret 1942, Belanda menyerah pada Jepang. Penyerahan di Kalijati, Subang, Jabar.

*Pihak Belanda:Letjen Ter Porten

*Pihak Jepang Letjen Hitoshi Imamura

*Saat dikuasai Jepang Indonesia dibagi dua:

        1) P. Jawa dan Sumatra di bawah komando angkatan darat, berpusat di Jakarta
        2) Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku di bawah Komando Angkatan Laut yang berpusat
           di Ujung Pandang

*Propaganda Jepang:

1) Gerakan 3A:
        Jepang pemimpin asia
        Jepang pelindung asia
        Jepang cahaya asia

2) Jepang adalah saudara tua Indonesia

3) Jepang membentuk Putera

4) Jepang bertujuan untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan


*Indonesia dimasukkan dalam kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya,
 dibawah kepemimpinan Jepang.

*Tujuan Kedatangan Jepang ke Indonesia:

        1. Menguasai wilayah Indonesia. Bukti:
               1.1 Ind dijadikan sbg sumber bahan mentah
               1.2 Romusha
               1.3 Semua kegiatan Parpol dilarang

        2. Tentara pendudukan Jepang melakukan pemerasan ekonomi:
               2.1 Petani wajib menyetorkan hasil panen padi, jagung, dan ternak
               2.2 Petani wajib menanam jarak untuk pelumas senjata
               2.3 Hutan-hutan ditebang untuk kebutuhan industri
               2.4 hasil perkebunan harus disetor pada Jepang
               2.5 penyerahan besi atau logam untuk kebutuhan industri senjata
        3. Pemuda-pemuda Indonesia dikerahkan untuk romusha (kerja paksa)

        4. Jepang membentuk organisasi semi militer dan militer penuh
               4.1 Semi militer:
                       a. Seinendan, 29 April 1943
                          Tujuan: mendidik dan melatih pemuda Indonesia untuk
                           mempertahankan Indonesia dengan kekuatan sendiri
                       b. Keibodan, 29 April 1943, Barisan pembantu Polisi
                       c. Fujinkai,  Agustus 1943, Himpunan Wanita
                               Wanita usia >15 th dilatih militer
                       d. Jawa Hokokai, 1944, dibentuk Jend. Kumkici Harada

               4.2 Militer Penuh:
                       a. Peta, 3 Oktober 1943
                       b. Heiho, April 1943, pembantu prajurit Jepang


Perlawanan rakyat:
 Perlawanan/pemberontakan         Tahun               Tokoh
Coet Plieng,Aceh                                 1942             Tengku Abdul Jalil
Rakyat Pontianak                               1943              
Rakyat Singaparna                             1944             KH.Zaenal Musthopa
Rakyat Lohbener                                1944             H.Abdullah
PETA,Blitar                                         1945             Suryadi

* 7 September 1944, Janji Koiso

*Persiapan Indonesia merdeka:

        1. Jend. Kumakici Harada membentuk BPUPKI atau Dokuritsu Junbi Coosakai
               Ketua: Dr. Rajiman Widyodiningrat
        2. BPUPKI bertugas menyusun dasar negara dan UUD
               Sidang I, 1 Juni 1945.
                       - Ir. Soekarno, Moh. Yamin, dan Supomo tampil mengajukan gagasan.
                       - Ir. Soekarni-->pidato mengenai 5 asas negara [Pancasila]
        3. 10 Juli 1945
               Panitia Kecil BPUPKI berhasil merumuskan dasar negara dan membahas perumusan UUD
        4. 11 Juli 1945
               Panitia perancang UUD sepakat menjadikan PIagam Jakarta sebagai Pembukaan UUD
        5. Tanggal 14 Juli 1945, Panitia Kecil BPUPKI, dipimpin Supomo melaporkan hasil
           Panitia Perancang UUD yang terdiri dari pernyataan kemerdekaan, pembukaan UUD, dan
           batang tubuh.








musuh pelajar ??? malas !!!


PENYAKIT PELAJAR ????
 MALAS !!!!
Rasa malas emang sering banget menghampiri kita. Apalagi kita-kita yang berstatus sebagai pelajar. Kalo udah dapat tugas banyak, pasti ditunda ngerjainnya, ntar kalo udah bener-bener numpuk baru keras berat buat ngrjainnya. Itu semua gara-gara penyakit kita Pren, yaitu penyakit malas. Tenaang aja Pren, kita di sini punya kok solusinya buat ngilangin rasa malas itu. :x
            Rasa malas sejatinya merupakan sejenis penyakit mental. Siapa pun dihinggapi ras malas akan kacau kinerjanya dan ini jelas-jelas sangat merugikan. Sukses dalam karir,bisnis dan kehidupan umumnya tidak pernah datang pada orang malas. Rasa malas juga menggambarkan hilangnya motivitasi seseorang untuk melakukan pekerjaan atau apa yang sesungguhnya dia inginkan.
Masuk dalam keluarga besar rasa malas ada;ah menolak tugas, tidak disiplin, tidak tekun, rasa sungkan,suka menunda sesuatu, mengalihkan diri dari kewajiban,dll.
 Pasalnya pengaruh malas ini cukup besar terhadap produktivitas . Karena malas, seseorang seringkali tidak produktif bahkan mengalami stag. Badan terasa lesu,semangat dan gairah menurun,ide pun tidak mengalir. Akibatnya tidak ada kekuatan apapun yang membuat anda bisa belajar. Kalau dibiarkan saja, penyakit malas ini akan semakin ‘kronis’.
Pada era globalisasi, perilaku malas sangat merugikan. Sebab pada era ini berlaku nilai siapa yang mampu dan produktif, dialah yang akan berhasil. Tapi tentu saja, perilaku ini bukanlah kartu mati yang tidak bisa diubah. Seorang yang malas bekerja, motivasi terhadap pekerjaan tersebut sangat rendah. Sikapnya terhadap pekerjaan itu cenderung negatif akibat persepsi yang diberikannya terhadap pekerjaan itu kurang baik. Ini lantaran sistem nilai yang ada dalam dirinya membuat dia berperilaku malas.

Beberapa tips menghindari malas :

1.       Membasuh muka atau mandi ketika kantuk menyerang.
2.       Mengubah posisi duduk ketika membaca. Misalnya dari duduk berubah menjadi berdiri, namun disarankan jangan dari duduk terus berbaring bisa berbahaya atau bisa kebablasan tidur.
3.       Berpindah dari ruang baca ke tempat ruang yang lain.
4.       Menghirup udara yang segar dengan cara berdiri di dekat jendela atau membuka jendela-jendela kamar lain untuk menambah kesegaran.
5.       Berjalan-jalan sebentar di sekeliling rumah. Bisa diganti dengan kegiatan yang lain misalnya merapikan rak yang berantakan, atau kegiatan yang lain yang bisa menggerakan otot-otot kita.
6.       Berbincang-bincang sebentar dengan keluarga namun mengenai hal mubah bukan keharoman. Hati-hati jangan sampai lupa tujua utama dalam berbincang-bincang yaitu untuk menumbuhkan semangt, bukan untuk ngobrol bahkan meng-ghibah.
7.       Berdiri membuat secangkir kopi,teh,susu atau juice untuk menghilangkan kebosanan dan menjernihkan akal.
8.      Mengubah kegiatan ketaatan. 
Jauhkan diri dari rasa MALAS

Tau nggak apa penyebab malas itu, ini adalah penyebabnya adalah . . . .
Faktor intrinsik ( dalam diri anak sendiri ) :
1.       Kurangnya waktu yang tersedia buat bermain.
2.       Kelelahan dalam beraktivitas (misal terlalu banyak bermain ).
3.       Sedang sakit.
4.       Sedang sedih (bertengkar dengan teman sekolah).
5.       IQ / EQ anak
Faktor ekstrinsik :
A.      Sikap orang tua yang tidak memperhatikan anak dalam belajar atau sebaliknya (terlalu berlebihan memperhatikan ).
B.      Banyak orang tua yang menuntut anak belajar hanya demi angka (nilai) dan bukan atas dasar kesadaran dan tanggung jawab anak selaku pelajar. Memaksakan anak untuk les ini itu,dsb.
C.      Sedang punya masalah di rumah (misalnya suasana di rumah sedang “kacau” karena ada adik baru).
D.      Bermasalah di sekolah (tidak suka / phobia sekolah, sehingga apapun yang berhubungan dengan sekolah jadi enggan untuk dikerjakan). Termasuk dalam hal ini adalah guru dan teman sekolah.
E.       Tidak mempunyai sarana yang menunjang belajar (misal tidak tersedianya ruang belajar khusus, meja belajar, buku penunjang, dan penerangan yang bagus ,alat tulis, buku,dll.
F.       Suasana rumah. Misalnya rumah penuh dengan kegaduhan, kedaan rumah yang berantakan ataupun kondisi udara yang pengap. Selain itu tersedianya fasilitas mainan yang berlebihan di rumah juga dapat mengganggu minat belajar anak. Mulai dari radio tape yang menggunakan kaset,CD,VCD,atau komputer yang diprogram untuk sebuah pemainan (games), seperti Game Boy, Game Watch maupun Play Stations.